Poktan Taruna Mandiri dan Poktan Cinyurup Mandiri Laksanakan Kegiatan Terasering

Pandeglang, Benuanewsbanten.com, – Tim teknis dari Bidang PSP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Yuda menjelaskan terkait dengan kegiatan FMSRB itu adalah kegiatan flood Management Selected River Basin yaitu sebuah program dari Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk bagaimana mengelola lahan kritis menjadi lahan non kritis.

Selanjutnya Yuda menyampaikan untuk lokasinya ini tersebar di beberapa Kecamatan, khususnya di Kecamatan Wilayah Utara di Kabupaten Pandeglang. Salah satu Kecamatan yang mendapatkan kegiatan FMSRB yaitu Kecamatan Karang Tanjung tepatnya di Kelurahan Juhut. Salah satu program FMSRB adalah kegiatan Terasering yaitu sebuah kegiatan untuk Konservasi Mekanik.

“Jadi tujuannya adalah bagaimana lahan miring atau lahan kritis supaya tidak terjadi degradasi lahan supaya tidak terjadi erosi. Maka diberikan bantuan pembuatan terasering pada luasan area Satu hektare per kelompok,” ungkap Yuda pada awak media, pada Jum’at (19/8/2022)

“Bangunan itu adalah bangunan teras seluas satu hektare. Lalu dibangun bangunan seperti undakan undakan yang bertujuan untuk menahan laju erosi juga untuk sebagai media pertanaman dari tanaman tanaman Multiguna karena FMSRB ini bertujuan untuk merubah lahan kritis menjadi lahan non kritis,” tambah Yuda.

Adapun kelompok yang mendapatkan bantuan Bibit Tanaman Multiguna adalah kelompok Cinyurup Mandiri di Kelurahan juhut dan kelompok Taruna mandiri juga sama di Kelurahan Juhut.

Yuda menegaskan kegiatan terasering ini yang merupakan salah satu dari kegiatan konservasi lahan bisa menjadi media percontohan pengelolaan lahan kritis. Sehingga harapan kami dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang berharap kepada kelompok tani yang mendapatkan bantuan kegiatan teras sharing dimana setelah dibangun pada luasan satu hektare lahan tersebut terjadi perubahan status lahan dari lahan kritis menjadi lahan tidak kritis.

“Ini juga bisa menjadi percontohan bagaimana pengelolaan konservasi secara mekanik. Karena bentuk bangunannya itu adalah bangunan dengan undakan – undakan yang berdasarkan perhitungan dari kontur lahan,” tandas Yuda. (Jael)