Lebak Benuanewsbanten.com,Dibawah kepemimpinan Febi Pirmansyah, DPK KNPI Kecamatan Malingping bersama Ruang Cipta yang diketuai oleh Zainal Murtadho, menggelar Diskusi Interaktif Spesial Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan tema “Memaknai Kemerdekaan : Pandangan Kritis Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Sudut Pandang”, bertempat di Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Jamiyatul Mubtadhi Cibayawak (JMC), Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten. Sabtu, (20/08/2022), Malam.
Dalam diskusi tersebut, nampak hadir Anggota Polsek Malingping, Anggota Koramil Malingping, Ketua Yayasan Jamiyatul Mubtadhi beserta puluhan santri, serta tamu undangan lainnya.
Acara diawali dengan Pembacaan Ayat Suci Al-qur’an yang dikumandangkan oleh Baim, salahsatu santri JMC, dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Dalam sambutannya, KH. Asep Badru Tamam, S.Pi. M.Pd., Ketua Yayasan Jamiyatul Mubtadhi Cibayawak, menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia pelaksana kegiatan yang telah memilih JMC untuk menjadi tempat dialog interaktif ini.
“Semoga dialog yang kita laksanakan bisa menghasilkan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara Indonesia. Dan semoga acara ini bukan hanya yang pertama, tapi ada dialog-dialog berikutnya,” katanya.
Menurutnya, saat ini yang terpenting ialah bagaimana mengisi untuk masa depan, “Indonesia menarik di mata dunia, karena Indonesia merupakan negara yang subur, makmur, gemah, ripah loh jenawi. Dan ini yang harus kita waspadai,” terang KH. Asep Badrutamam.
Sebelum memasuki acara inti, yakni dialog interaktif, kegiatan ini juga diisi dengan penampilan pentas seni, diantaranya Pembacaan Sajak, Pembacaan Puisi, dan Stand Up Comedi.
Dialog interaktif ini dipandu oleh Zainal Murtadho, dengan Nara sumber Bobi Revolta, SH.
Bobi Revolta, salahsatu Nara Sumber, yang juga merupakan penulis buku Oprasi Seroja 1975, memaparkan kilas balik sejarah menuju Kemerdekaan Republik Indonesia, memaparkan kilas balik sejarah menuju Kemerdekaan Republik Indonesia, “Menuju kemerdekaan tujuh belas empat lima melalui perjalanan sejarah yang panjang sejak era kolonialisme sampai era pergerakan nasional diawal abad 20,” katanya.
Dipenghujung diskusi, Usep Mushofa, salahsatu peserta, menjelaskan, bahwa pada tema ini lebih kepada cara berfikir yang kritis tentang sejarah Kemerdekaan Indonesia, “Sejarah mengajarkan kita untuk berfikir secara intelektual,” katanya.
Pantauan, meski suasana hujan, diskusi berjalan aktif dan semakin menarik. Berbagai pertanyaan kritis pun muncul, namun semua dapat terjawabkan. Nampak, para peserta antusias untuk memberikan berbagai pertanyaan dan pandangan. Kepiawaian pemandu diskusi membuat diskusi semakin hangat dan semua terkupas tuntas.
“Yang terpenting adalah belajar dari sejarah, bukan hanya belajar sejarahnya,” kata Bobi, dalam Closing Statement nya.
Warsa komara
Discussion about this post